STEROKIMIA
A. ISOMER GEOMETRI DALAM ALKENA DAN
SENYAWA SIKLIK
Alkena atau olefin merupakan
senyawa hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang sangat reaktif dan memiliki rumus
umum CnH2n. Alkena dikatakan tidak jenuh karena memiliki
gugus ikatan rangkap antar atom karbon. Terbentuknya ikatan rangkap ini
menyebabkan alkena memiliki jumlah H yang lebih sedikit apabila dikaitkan
jumlah atom C. Ikatan rangkap yang terdapat pada alkena merupakan ciri khas
pada senyawa-senyawa alkena.Untuk hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang
memiliki dua ikatan rangkap karbon-karbon pada molekulnya dinamakan alkadiena.
Atom-atom karbon yang terlibat dalam ikatan rangkap
masing-masing menggunakan 3 orbital hibrida sp2. Tumpang tindih
(overlap) 3 orbital hibrida sp2 antara atom karbon menghasilkan
ikatan sigma dengan tiga atom lain. Ketiga orbital hibrida sp2 terletak dalam
satu bidang dan membentuk sudut 120º. Masing-masing atom karbon masih mempunyai
orbital 2p yang tidak terlibat dalam pembentukan hibridisasi sp2.
Tumpang tindih orbital 2p ini menghasilkan ikatan pi, yaitu suatu orbital
molekul di atas dan di bawah sumbu ikatan karbon-karbon. Dengan demikian
rangkap karbon-karbon terdiri dari sebuah ikatan sigma (σ) dan sebuah
ikatan pi (π).
Dalam kimia,
isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme konfigurasi adalah sebuah
bentuk stereoisomerisme
yang menjelaskan orientasi gugus-gugus fungsi
dalam sebuah molekul. Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan
rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga
muncul dikarenakan struktur cincin molekul yang menyebabkan perputaran ikatan
sangat terbatas.
Istilah "isomerisme geometrik" adalah
istilah lama yang sudah tidak digunakan lagi dan merupakan sinonim dari
"isomerisme cis-trans". Ia kadang-kadang juga merupakan sinonim untuk
stereoisomerisme umum (misalnya isomerisme
optis); istilah yang tepat untuk stereoisomerisme non-optis adalah diastereomerisme.
Terdapat dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis
dan trans.
Ketika gugus substituen berorientasi pada arah
yang sama, diastereomer ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika
subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer ini disebut
sebagai trans. Contoh molekul hidrokarbon yang menunjukkan isomerisme
cis-trans adalah 2-butena.
Senyawa alisiklik juga dapat menunjukkan
isomerisme cis-trans. Sebagai contoh isomer geometrik yang disebabkan oleh
struktur cincin, perhatikan 1,2-diklorosikloheksana:
Keisomeran cis-trans terjadi pada beberpa senyawa kompleks yang
mempunyai bilangan koordinasi 4, 5, dan 6. Tetapi untuk bilangan koordinasi 4,
keisomeran hanya terjadi pada bangun bersisi empat ligan-ligan sama jaraknya ke
logam pusat. Misalnya, senyawa kompleks platina (II), [Pb(NH3)2¬Cl2], mempunyai
dua senyawa isomer yang berbeda kelarutan, warna dan sifat-sifat lainnya.
Kompleks kobalt (III) etilendiamin, [Co(en)2Br2]Br.
Senyawa kompleks ini merupakan/mempunyai dua isomer, yaitu dextro (d) dan levo
(l)
Tipe isomer ruang dimana 2 senyawa berbeda
dalam hal kedudukan relatif 2 gugus terikat disekitar ikatan rangkapnya.
Sebagai contoh adalah asam fumarat dan asam maleat. Pada asam fumarat, kedua
gugusnya yaitu gugus –COOH dan gugus –H terletak pada sisi ikatan rangkap yang
sama (disebut bentuk cis) sementara pada asam maleat kedua gugus tersebut
terletak pada sisi ikatan rangkap yang berlawanan (disebut bentuk trans).
Isomer geometris disebut juga isomer Cis-trans. Contoh lainnya adalah senyawa
1,2-dikloroetena.
Isomer sis-trans
pada alkena
Isomer
geometri dalam Alkena (Cis dan Trans). Diakibatkan oleh ketegaran dalam
molekul. Dijumpai dalam dua kelas senyawa: alkena dan senyawa siklik. Senyawa
yang mempunyai ikatan rangkap tak dapat berputar dengan ikatan rangkap sebagai
sumbunya, tanpa mematahkan ikatan pi nya. Karena kekakuan ikatan pi, gugus-gugus
yang terikat pada ikatan pi terletak tetap dalam ruang relatif satu sama lain.
Syarat
isomer geometri dalam alkena, yaitu tiap atom karbon yang terlibat dalam ikatan
pi mengikat dua gugus yang berlainan, misalnya H dan Cl. Jika salah satu atom
karbon berikatan rangkap itu mempunyai dua gugus identik, misalnya dua atom H
atau dua gugus CH3, maka tak mungkin terjadi isomeri geometri.
Pada senyawa pentena diatas, kedua atom karbon yang
berikatan rangkap mengikat gugus gugus yang berlainan. Atom karbon pertama
mengikat atom H dan gugus CH3, sedangkan atom kedua mengikat H dan gugus –
CH2CH3. Senyawa pentena diatas disebut memiliki isomer geometri.
Jika gugus atau atom yang diikat oleh karbon yang
berikatan rangkap ada yang sama, walaupun mempunyai ikatan rangkap yang tegar
dan tidak dapat berotasi, tetapi senyawa tersebut tidak berisomer geometri.
Isomer geometri => Perbedaan pada penempatan
atom/gugus atom di sekitar ikatan rangkap
Isomer cis/trans
•
Gugus yang sama berada pada sisi yang sama
pada ikatan rangkap : cis alkena
•
Gugus yang sama berada pada sisi yang berlawanan
dari ikatan rangkap : trans alkena.
•
Isomer Geometrik (cis / trans) muncul
saat anda melakukan rotasi rotasi tertentu dalam molekul
} Karena tidak ada putaran pada ikatan C-C ganda dua
menjadi isomer, sis –trans terjadi pada beberapa alkena yang bersibtitusi
} Contoh :
l Cis-1,2-dikloroetana trans-1,2-dikloroetena
l Titik didih 60C titik
didih 47C
l Titik didih -80C titik didih -50C
ISOMER GEOMETRI SENYAWA ASIKLIK (C=C)
Sistem cis-trans
Pada sistem cis dan trans
dilihat dari atom yang sama apakah berada dalam sisi yang sama atau
berseberangan dalam bidang.
Sistem (E) dan (Z)
Pada sistem (Entgegen = E)
dan (Zusammen = Z) sama halnya dengan sistem cis dan trans tetapi
berlaku urutan prioritas.
E-Z Nomenclature
•
Gunakan aturan Cahn-Ingold-Prelog untuk
menentukan urutan prioritas gugus-gugus yang terikat pada atom C ikatan
rangkap.
•
Jika gugus-gugus yang berprioritas lebih
tinggi berada pada sisi yang sama, diberi nama Z (zusammen).
•
Jika gugus-gugus yang berprioritas lebih
tinggi berada pada sisi yang berlawanan, diberi nama E (entgegen)
Entgegen - Zusammen
Priotitas
ditentukan oleh nomor atom dari atom yg berikatan langsung dengan atom-atom
karbon ikatan rangkap. Nomor atom yang lebih tinggi mempunyai prioritas yang
lebih tinggi
Aturan Penentuan Prioritas
1. Priotitas
ditentukan oleh nomor atom dari atom yg berikatan langsung dengan atom-atom
karbon ikatan rangkap. Nomor atom yang lebih tinggi mempunyai prioritas yang
lebih tinggi
1.
Jika atom yang terikat sama, maka
yg digunakan sbg dasar adalah atom yang terikat berikutnya sampai diperoleh
perbedaan prioritas
Atom atom yang terikat oleh ik.rangkap 2 atau rangkap
3 dianggap mengikat 2 atau 3 atom sejenis dengan ik.tunggal. Tiap atom berikatan
rangkap 2 di 2 kalikan dan berikatan rangkap 3, di 3 kalikan
Sistem
E-Z
ISOMER GEOMETRI SENYAWA
SIKLIK
Posisi 1,2
tans-1,2-dimetilsikloheksana
Posisi 1,3
cis-1,3-dimetilsikloheksana
Posisi 1,4
Pada posisi 1,2 Me-1 diatas (b) tetapi Me-2 dibawah bidang (a)
Pada posisi 1,3 Me-1 dan Me-3 sama berada diatas bidang (b)
Pada posisi 1,4 Me-1 diatas (b) tetapi Me-4 dibawah bidang (a)
KONFORMASI SENYAWA SIKLIK
KONFORMASI SENYAWA ASIKLIK
Contoh n-Butana
Senyawa butana mempunyai konformasi
seperti berikut dengan penampang
energi dari masing-masing konformasi dibawah ini
KLASIFIKASI STEREOKIMIA
Enantiomer adalah stereoisomer dimana molekul satu
tidak dapat diimpitkan dengan bayngan cermin dari yang molekul yang lain.
Contoh:
B.
Konformasi Dan Kiralisasi Senyawa Rantai Terbuka
Istilah kiral berasal dari kata
Yunani χειρ (kheir) yang berarti tangan. Istilah kiral secara umum
digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang tidak dapat bertumpukan secara
pas pada bayangannya. Akiral (tidak kiral) adalah benda yang identik dengan
bayangan cermin.
Molekul kiral yang saling mempunyai
bayangan cermin satu sama lain disebut dengan enantiomer atau isomer optik
ISOMER OPTIS
· Terjadi pada senyawa karbon yang memiliki
atom C asemetris ( atom C kiral )
·
Atom C kiral adalah atom C yang mengikat 4
atom/gugus atom yang berbeda
·
Jumlah konfigurasi isomer optis
dinyatakan : 2n ( n = jumlah atom C kiral )
2. Rumus bola-dan-pasak
3. Proyeksi Newman
Contoh molekul yang digambarkan dengan 3 jenis rumus ini adalah 3-kloro-1-propanol
Rotasi gugus mengelilingi ikatan sigma menghasilkan konformasi yang
berlainan, seperti eklips, gauche, goyang dan anti. Konformer
dengan energi rendah lebih disukai. Pada temperatur kamar konformer dapat
diubah menjadi satu sama lain dan karena itu mereka bukanlah isomer yang dapat
diisolasi. Untuk cincin sikloheksana, disukai konformer bentuk kursi.