ISOMER
STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR
A.Sistem
nomenkular (tata nama)
Seperti senyawa organik
lainnya, pemberian nama senyawa organik dapat mengikuti tata nama IUPAC atau
berdasarkan nama biasa (common name).
Tata nama menurut
IUPAC, menggunakan nama gugus substituen sebagai awalan dari benzena dan
ditulis sebagai satu kata.
Beberapa jenis senyawa
benzena tersubstitusi, oleh IUPAC telah disetujui untuk menggunakan “common
name” sebagai nama resmi. Walaupun demikian “chemical abstract” masih
memberikan nama tersendiri
Apabila gugus tersubstitusi lebihdari satu, terjadi
3 kemungkinan isomer yang dinyatakan sebagai awalan dalam bentuk kata Yunani, o
(orto), p (para), dan m (meta)
Urutan pemberian awalan
disini sama dengan aturan umum, yaitu menurut abjad. Contoh:
Apabila terdapat
benzena subtitusi satu dengan nama khusus, substitusi tambahan digunakan
sebagai awalan pada pemberian nama ini
Apabila gugus subtitusi
ini merupakan gugus-gugus yang tergolong mempunyai nama khusus, gugus yang
tidak biasa digunakan sebagai awalan digunakan sebagai nama dan gugus subtitusi
yang biasa digunakan sebagai awalan
Tata
nama alkana
1. Menentukan
rantai C induk, yaitu deretan atom C yang terpanjang.
2.
Atom C
diluar rantai induk sebagai cabang (sebagai gugus alkil CnH2n+1).
3.
Menetukan
penomoran pada atom C dari rantai Induk, yaitu dimulai dari ujung yang paling
dekat dengan cabang diberi nomor 1.
4.
Penulisan
nama cabang dimulai dengan urutan alphabet.
5.
Penulisan
nama : posisi cabang – nama cabang – nama induk ( tanpa spasi, huruf kecil
semua )
CONTOH: 3–metilheksana
Contoh penentuan posisi yang salah :
6. Jika
terdapat 2 cabang atau lebih yang sama, maka jumlah cabang yang sama dinyatakan
dengan :
2
|
=
di
|
6
|
= heksa
|
3
|
=
tri
|
7
|
=
hepta
|
4
|
=
tetra
|
8
|
=
okta
|
5
|
=
penta
|
9
|
=
nona
|
2,3-dimetilheksana
Contoh lain :
RUMUS MOLEKUL & NAMA ALKANA
dengan
rumus CnH2n+1
B.Keisomeran Dalam Senyawa Organik
Hal yang menarik pada senyawa organik adalah
fenomena isomer yaitu dua atau lebih
senyawa orgnik mempunyai rumus molekul sama tetapi strukturnya berbeda . walaupun dari jenis atom
penyusunnya senyawa organik tidak terlalu banyak yaitu karbon dan hidrogen yang
utama serta oksigen ,nitrogen, fosfor,belerang dan dan beberapa metaloid namun
senyawa organik menjadi kompleks kerena fenomena isomer tersebut diatas
A.Isomer
Struktural
Isomer adalah molekul – molekul dengan rumus (RM)
kimia yang sama tetapi kerangka
strukturnya berbeda .
Isomer Kerangka: rumus molekul sama, kerangka C berbeda
Contoh
Butana (C4H10)
Isomer Posisi: Disebabkam perbedaan letak gugus fungsi pada rantai induk
Isomer Gugus
Fungsi : Mempunyai rumus molekul yang sama tapi beda gugus fungsi
CnH2n ® siklo alkana - alkena
CnH2nO2 ® karboksilat - ester
CnH2nO ® alkanal –
alkanon
CnH2n+2O ® alkanol -
eter
CnH2n-2 ®
Alkuna-Alkadiena-sikloalka-bisiklo-spiro
B.
Isomer Ruang
1.
Isomer
Geometri = isomer yang disebabkan perbedaan letak atom(gugus atom) yang sama
dalam ruang.
syarat :
a. Rantai
induknya memiliki atom C yang berikatan rangkap (-C=C-)
b. Pada atom C berikatan rangkap mengikat 2
atom/gugus atom yang berbeda
¢ Pemberian
Nama
Menggunakan sistem E,Z
q Z:
gugus prioritas terletak pada sisi yang sama (trans)
q E:
gugus prioritas terletak pada sisi yang berbeda (cis)
¢ Prioritas
Gugus
Berdasarkan berat atom yang
berikatan langsung dengan C rangkap
C.
Isomer Pada Alkana
Isomer adalah
melokel yang mempunyai rumus molekul sama namun strukturnya berbeda. Pada
alkana dan sikloalkana jenis isomer yang terjadi adalah isomer struktur yaitu keisomeran
yang disebabkan perbedaan posisi cabang. Tidak ada rumus untuk menentukan jumlah
isomer suatu alkana dan sikloalkana, akan tetapi bila jumlah C makin banyak
maka jumlah isomer semakin banyak.
Contoh :
1.
Isomer dari C6H14 (Heksanaadalah)
1.
Isomer dari sikloheksana dengan
distribusi metil adalah
1,1-dimetil
sikloheksana 1,2-dimetil
sikloheksana
1,3-dimetil
sikloheksana 1,4-dimetil
sikloheksana
Dengan demikian jumlah
isomer heksa adalah 5 dan isomer dimetil sikloheksana ada 4 . jumlah isomer
dari 10 alkana pertama adalah seperti tabel 2.3
Jumlah C
|
Jumlah isomer
|
|
Alkana
|
1
|
1
|
Etana
|
2
|
1
|
Propana
|
3
|
1
|
Butana
|
4
|
2
|
pentana
|
5
|
3
|
Heksana
|
6
|
5
|
Heptana
|
7
|
9
|
Oktana
|
8
|
18
|
Nonana
|
9
|
35
|
Dekana
|
10
|
75
|
Bisakah anda memberikan contoh soal dari keisomeran dalam senyawa organik??
BalasHapusTerimakasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPada atom penyusun senyawa organik, ada beberapa metaloid yang menjadi penyusunnya. Dapatkah anda menjelaskan metaloid apa saja yang sering menjadi penyusun senyawa organik?
BalasHapusMateri yang saudari jelaskan sudah cukup bagus,hanya saja saya masih kurang mengerti tantang isomer gugus fungai.terimakasih
BalasHapusMenurut saya sebaiknya setiap materi yang dibahas jangan hanya diberi satu contoh atau gambaran, agar pembaca lebih mengerti. terimakasih
BalasHapus